Saturday, June 4, 2016

Matriks BCG

Matriks BCG diperkenalkan oleh Boston Consulting Group sebagai sebuah cara untuk membandingkan area bisnis strategis (SBA: Strategic Business Area) suatu perusahaan.

SBA adalah segmen dari lingkungan bisnis dimana perusahaan berkecimpung. General Electric (GE) kemudian melengkapi dengan konsep unit bisnis strategis (SBU: Strategic Business Unit) yaitu unit dari perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan posisi strategis perusahaan dalam satu atau lebih SBA.


Matriks BCG dibuat dengan menghitung tingkat pertumbuhan (growth rate) dan pangsa pasar relatif (relative market share) dari tiap SBA.  Pemetaan posisi persaingan dengan BCG matriks dapat digunakan perusahaan untuk keputusan-keputusan strategis:

  • Stars (High growth rate; High market share): didukung dan diperkuat
  • Dogs (Low growth rate; Low market share): di-divestasi-kan kecuali ada alasan kuat untuk dipertahankan
  • Wildcats (High growth rate; Low market share): perlu dianalisa lebih lanjut apakah perlu investasi lebih lanjut untuk menjadikan area ini sebagai "Stars"
  • Cash cows (Low growth rate; High market share): kendali investasi dan gunakan cash yang dihasilkan digunakan untuk investasi pada "Stars"  dan/atau "Wildcats"
Penerapan matriks BCG ini memerlukan persyaratan:
  1. Prospek masa depan SBA dari suatu perusahaan dapat diukur dalam satu indeks pertumbuhan
  2. Dinamika persaingan masa depan hanya ditentukan oleh pangsa pasar relatif dalam suatu SBA.

Sumber: Ansoff, H.I dan McDonnell, E.J., (1990), Implanting Strategic Management. Prentice Hall International (UK) Ltd,

Evolusi Tantangan Manajemen Strategi

Perspektif sejarah perkembangan ilmu manajemen strategi di Amerika Serikat:

  • Tahun 1820-30: Jaringan kanal, sistem rel kereta api, unifikasi ekonomi; Penemuan mesin uap, proses pengolahan besi baja "Bessemer", vulkanisir karet; awal dari Revolusi Industri
  • Tahun 1880-90: Infrastruktur industri modern, diperkenalkannya konsep kompetisi atau persaingan bisnis
  • Tahun 1900-30: Pembangunan struktur industri; Era produksi masal, aktivitas industri berfokus dalam mendalami dan menyempurnakan mekanisme produksi masal untuk menurunkan biaya produksi per unit. Konsep pemasaran awal dengan fokus mencapai biaya terendah melalui standardisasi produk. Ford Model T: "give it to them any color as long as it's black". Gaya manajemen: management by authority.
  • Tahun 1930-an: Era pemasaran masal. Pergeseran fokus pemasaran dari berfokus ke dalam menjadi pemasaran terbuka. Mulai diperkenalkannya lab R&D dalam perusahaan seperti DuPoint, Bell Telephone, General Electric, dll. 
  • Tahun 1950-an: Era postindustrial. Peter Drucker menyebutnya sebagai "age of discontinuity" di mana banyak perusahaan dihadapkan pada tantangan baru yang tidak diharapkan sebelumnya. Perkembangan teknologi mempengaruhi kedua sisi baik supply maupun demand. Aspirasi sosial beralih dari kuantitas menuju kualitas hidup. Perusahaan besar dituntut untuk meninggalkan praktik mengambil keuntungan secara tidak bermoral, menjadi lebih kreatif, meningkatkan efisiensi. Prioritas sosial mendorong sektor usaha untuk lebih memperhatikan polusi lingkungan, fluktuasi dalam aktivitas ekonomi, inflasi, serta meninggalkan praktik monopoli dan berbagai praktis manipulasi konsumen, serta meningkatkan kualitas setelah penjualan. Gaya manajemen: management by consensus.
  • Tahun 1950-70: Meningkatnya turbulensi lingkungan: teknologi baru, pesaing baru, sikap konsumen yang berubah, dimensi baru dalam kendali sosial, dan tuntutan atas peran perusahaan dalam masyarakat.
  • Tahun 1980-2000: Munculnya Jepang sebagai kekuatan dunia. Munculnya sosialisme dan neo-kapitalisme. Perancangan ulang pekerjaan dan proses bisnis. Gaya manajemen: management by power.
Secara historis fokus permasalahan melalui 3 fase perubahan utama: (1) pembentukan usaha bisnis yang modern, (2) penyempurnaan teknologi produksi masal dan (3) pengembangan pemasaran masal. Selama fase-fase tersebut, perusahaan relatif tahan terhadap tekanan sosial dan masyarakat. Kemudian perubahan menjadi semakin kompleks, baru dan tidak sejalan dengan pengalaman di masa lalu, seperti kompetisi global serta meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam menentukan bagaimana perusahaan dijalankan. Perubahan menjadi semakin sulit diprediksi dan kejutan-kejutan menjadi semakin sering.

Sumber: Ansoff, H.I dan McDonnell, E.J., (1990), Implanting Strategic Management. Prentice Hall International (UK) Ltd,